Wali Kota Depok, Mohammad Idris Apresiasi Halal Bihalal dan Santunan Anak Yatim Yang Digelar Masyarakat Gunung Kidul

Beberin.com, Kota Depok – Masih dalam suasana perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H/2023, sekitar 15. 000 (lima belas ribu) Warga Gunung Kidul, menggelar Halal Bihalal dan Santunan Anak Yatim. Dalam acara tersebut juga hadir Wali Kota Depok, Mohammad Idris dan Camat Tapos Abdul Mutholib, Lurah Jatijajar H. Mujahidin didampingi RW, RT, serta masyarakat Gunung Kidul, yang berdomisili di Kota Depok.

“Dengan mengangkat tema “Hidup Ono Kutho Nganggo Roso Deso” berlangsung meriah karena mengangkat seni budaya dan aneka kuliner Gunung Kidul, pada Minggu (7/5/2023), di GOR Gotong Royong Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos Depok, Jawa Barat.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengapresiasi acara Halal Bihalal dan Santunan Anak Yatim, yang diselenggarakan masyarakat Gunung Kidul, yang berdomisili di Kota Depok menjadi salah satu bukti guyubnya warga Depok, yang terdiri dari beragam suku bangsa, etnis, dan agama.

“Jadi, dari hasil survei kerjasama Kesbangpol dan Universitas Indonesia ternyata tingkat guyub dan ketiadaan konflik sosial di Kota Depok dinilai bagus,” ujar Idris.

Idris menyebutkan, bahwa hasil survei itu juga tidak seperti yang disampaikan sebagian orang bahwa warga Kota Depok tidak guyub dan intoleran, karena semua orang Depok sangat toleran. Karena, di Kota Depok ada sekitar 30 etnis. Saya harap semuanya rukun. Kalau orang Gunung Kidul nggak rukun, ya orang Depok bisa dibilang nggak rukun.

“Maka dari itu, saya menyampaikan terima kasih karena warga Gunung Kidul yang hidup rukun di Kota Depok. Sebab, guyub dan rukunnya warga Depok juga diangkat dalam tema Hari Jadi Kota Depok, yakni Beragam Suku Berpadu untuk Depok Lebih Maju,” imbuh orang nomor satu di Kota Depok itu.

Ditempat yang sama tokoh masyarakat Gunung Kidul, Sungkowo Pujo Dinomo, mengungkapkan, bahwa ketahanan nasional dan ketahanan keluarga juga sangat terkait dengan kerukunan suku etnis di sebuah kota, termasuk di Kota Depok yang merupakan multietnis.

Hal itu, mendukung Ketahanan Pangan
Gelaran halal bihalal ini terbilang unik karena mengangkat konsep ketahanan pangan, yakni dengan membagikan bibit tanaman cabai, tomat, dan terong.

“Jadi, warga Gunung Kidul kan berlatar belakang petani meski di tanah tandus. Depok kan lebih subur tanahnya. Jadi, kita ingin mengembangkan ketahanan pangan sesuai dengan kondisi Kota Depok yang masuk kategori perkotaan melalui urban farming,” ungkap Pakde Bowo sapaannya, yang kebetulan selama ini sudah aktif dibidang lingkungan hidup, sehingga mendorong warga gunung kidul untuk aktif meningkatkan ketahanan pangan di kota Depok.

Menurutnya, bahwa warga Gunung Kidul di Kota Depok terbilang cukup banyak karena mencapai kisaran 15 ribu KK. Sebaran terbanyak adalah di wilayah Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Tapos Depok.

“Jadi, dengan program urban farming yang dilakukan warga Gunung Kidul di Depok akan bergilir di setiap Kecamatan. Jadi, membangun rasa memiliki diwujudkan secara nyata terhadap Kota Depok,” tutur Pakde Bowo didampingi Koordinator Acara, Samiya.

Hal yang sama diutarakan Abdul Mutholib, selaku Camat Tapos bahwa dirinya mengapresiasi dengan program ketahanan pangan warga Gunung Kidul.

“Alhamdulillah, saya bangga warga Gunung Kidul yang ada di Kecamatan Tapos ikut program ketahanan pangan karena program ini bukan hanya program nasional, tapi juga menjadi program Kota Depok,” ujar Abdul Mutholib.

Menurutnya, bahwa program ini juga digulirkan di kelurahan-kelurahan yang ada di Kecamatan Tapos, bahkan dengan dilaksanakannya pelatihan ketahanan pangan.

“Jadi, warga di Kecamatan Tapos yang ingin ikut sosialisasi dan pelatihan ketahanan pangan bisa menghubungi kelurahan setempat,” tutur Abdul.

Abdul menambahkan bahwa di wilayahnya masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan tidur. “Artinya, kita saling kolaborasi untuk memanfaatkan lahan tidur di Kecamatan Tapos, terlebih sudah ada regulasinya yakni Peraturan Daerah,” tandasnya.

SAID