Beberin.com, Kota Depok — Setelah viral kisah knek dan sopir yang ambisi itu. Bahkan, dengan fenomena knek yang berambisi menjadi sopir kian menjadi sorotan masyarakat luas. Jadi, betapa ironinya kontestasi politik tahun ini, dimana manuver yang dilakukan knek dinilai sudah sangat keterlaluan, bahkan merusak.
“Artinya, iklim demokrasi saat ini sudah mengalami kemajuan, dimana pejabat publik atau kepala daerah legitimasinya sangat kuat di masyarakat, karena dipilih langsung oleh masyarakat,” ujar anggota DPRD Depok, Habib Syarif Gasim Husin Alatas, Rabu (16/10/2024).
Ia menjelaskan, bahwa paguyuban sopir dan knek saat ini sudah lemah. Sopir dianggap tabu meski punya kebijakan untuk para knek. Namun, knek yang satu ini memang luar biasa, pendukungnya di paguyuban knek banyak sekali. Bahkan, yang tadinya mendukung sopir dipaksa untuk mendukungnya mengambil alih sopir.
“Bahkan lebih miris nya, segala aspirasi, usulan narasi dan gagasan yang harusnya dititipkan kepada sopir, malah diambil alih knek melalui jalur belakang, tidak dengan mekanisme yang ada,” jelas Habib Gasim saapaan akrabnya.
Habib Gasim juga mempertanyakan dengan loyalitas paguyuban knek yang saat ini sudah tidak loyal kepada sopir. Data-data siapa saja pendukung knek bahkan sudah ia kantongi.
“Jadi dinilai, perusak demokrasi harus bisa menerima resiko dan konsekuensinya atas penghinatan yang dilakukan kepada sang sopir,” ucapnya.
Menurutnya, bahwa bagaimana bisa itu hampir sebagian besar paguyuban knek malah berhianat kepada sopir yang bertahun-tahun memberinya makan.
“Sehingga sopir yang akhirnya mempercayakan peralihan dirinya kepada teman dekatnya kini telah melakukan kampanye agar jangan memilih knek yang dianggap keterlaluan,” tutur Habib Gasim.
Diceritakannya, bahwa ini terjadi dari salah satu video calon Wali Kota Depok yang tersebar, diakui hubungan wali dan sekda diumpamakan seperti sopir dan knek.
“Diketahui, tugas sopir mengendalikan mobil, dan tugas knek adalah membantu sopir menarik penumpang, memungut dan memegang uang dari penumpang.
“Artinya, dengan begitu pergantian sopir melalui pesta demokrasi rencananya akan diselenggarakan pada 27 November mendatang melalui pemilihan umum Pilkada Depok 2024.
Habib Gasim mengajak agar para penumpang tidak salah memilih sopir. Jangan pilih knek yang berambisi mengambil alih peran sopir dengan cara yang tidak baik.
“Jadi, pilih yang sudah jelas punya pengalaman jadi pengendara, jangan pilih knek afkir yang suka berhianat dan menghalalkan segala cara demi ambisinya,” polisi PKS Kota Depok itu.
SAID
Leave a Reply