Skrining IVA untuk Pencegahan Kanker Serviks oleh RSUI Bersama OPSI dan VirtueDX

 

Beberin.com, JAKARTA — Untuk pencegahan kanker serviks, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bekerja sama dengan Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) dan VirtueDX sukses menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan berupa skrining Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk deteksi dini kanker serviks. Kegiatan ini diikuti sekitar 50 peserta, dan dilaksanakan pada Rabu (22/1/2025), di kantor OPSI Tebet, Jakarta Selatan.

 

Sementara itu, dr. Ardiana Kusumaningrum, Sp.MK(K), selaku Ketua Penyelenggara Skrining IVA Kanker Serviks, menjelaskan bahwa RSUI sebagai rumah sakit kelas A memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini kanker serviks.

 

“Jadi, target utama kami adalah memberikan edukasi dan melakukan pemeriksaan kepada perempuan usia subur yang memiliki risiko terkena kanker serviks,” ujarnya. Lebih lanjut lagi, dr. Arum berharap kegiatan seperti ini dapat berlangsung secara rutin, untuk meningkatkan tingkat kesehatan perempuan di Indonesia,” imbuh dr. Arum sapaan akrabnya.

 

Ditempat yang sama, tim supervisor klinis yang terdiri atas dr. Siti Azizah, Sp.OG, dr. Dewita Nilasari, Sp.OG, serta dr. Sarah Miriam Ratna Pratamasari, Sp.OG yang merupakan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSUI menambahkan pentingnya pemeriksaan rutin, karena lesi prakanker yang tidak terdeteksi dapat berkembang menjadi kanker serviks dalam beberapa tahun. “Lesi prakanker adalah perubahan pada jaringan tubuh yang belum menjadi kanker, tetapi berpotensi berkembang menjadi kanker jika tidak ditangani,”paparnya.

 

dr. Siti Azizah, Sp.OG menegaskan bahwa ini adalah kesempatan intervensi dini untuk peserta dengan hasil IVA yang positif.

 

“Hasil IVA positif itu merupakan lesi prakanker yang masih bisa disembuhkan secara total dan bukan merupakan kanker. Jadi, harus segera mencari tempat pertolongan untuk mendapatkan terapi segera, bisa ke puskesmas ataupun rumah sakit terdekat,” tandas dr. Azizah.

 

Diketahui dengan kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Salah satu peserta menyatakan antusiasmenya karena merasa diperhatikan dan diberdayakan untuk menjaga kesehatannya.

 

“Awalnya sempat ragu, terutama soal hasilnya. Tapi tim medisnya sangat ramah dan memberikan kenyamanan selama proses pemeriksaan. Sebagai perempuan, penting untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi, terutama jika ada masalah seperti keputihan,” ucapnya.

 

Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) yang diwakilkan oleh Nana menyoroti pentingnya tindak lanjut dari hasil skrining ini. Mereka berharap kerja sama ini tidak hanya berhenti pada skrining awal, tapi juga mencakup tindak lanjut jika ditemukan indikasi kanker serviks dan penanganannya secara lebih terstruktur.

 

“Kami sangat mengapresiasi kepada RSUI yang peduli terhadap perempuan dan penerimaan yang sangat baik,” tutur Nana.

 

RSUI berharap kegiatan skrining lesi prakanker serviks seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin dengan cakupan yang lebih luas, sehingga semakin banyak perempuan yang dapat merasakan manfaatnya. “Diharapkan, semakin banyak lesi prakanker yang dapat terdeteksi lebih awal dan mendapatkan terapi sedini mungkin,” pungkas Humas RSUI itu.

 

EDISON/SAID