Beberin.com, Jakarta – Bagi penikmat kuliner maupun penjelajah wisata gastronomi, pastinya sudah familiar dengan istlah Michelin Star. Seperti penghargaan Academy Awards di industri film, Michelin Star merupakan lambang tolok ukur kualitas restoran yang tak hanya menyajikan hidangan dengan kelezatan yang selalu terjaga konsistensinya, juga memberikan penilaian terhadap tempat, chef, hingga kru yang melayani. Semuanya harus baik agar mendapat bintang Michelin ini.
Rekomendasi tertinggi dalam MICHELIN Guide dilambangkan dengan tiga bintang dan tak banyak lokasi kuliner di seluruh dunia yang mendapat bintang-nya Michelin ini. Belakangan, tak hanya tempat makan yang direview, Michelin juga memberikan rekomendasi tempat menginap (hotel) terbaik setelah mengakuisisi Tablet, agen perjalanan online pertama yang berspesialisasi pada hotel butik dan hotel mewah. Penilaian dan berbagai rekomendasi tersebut diterbitkan dalam buku panduan khas berwarna merah berjudul MICHELIN Guide yang sudah berusia lebih dari satu abad, dengan setia menemani para penjelajah gastronomi dan perjalanan di seluruh dunia.
Berikut, beberapa fakta menarik tentang MICHELIN Guide yang belum banyak diketahui para foodies dan travelers.
Referensi untuk Para Supir
Pada tahun 1900, jumlah mobil yang lalu lalang di jalanan Perancis tak lebih dari 3 ribu unit. Untuk meningkatkan minat terhadap kepemilikan mobil yang tentunya akan meningkatkan permintaan akan ban, produsen ban mobil asal Perancis, dua bersaudara Edouard dan Andre Michelin menerbitkan MICHELIN Guide.
Cetakan pertamanya sebanyak 35 ribu eksemplar dibagikan secara gratis kepada para pemotor dan supir. Buku panduan ini berisi informasi tentang peta jalan, lokasi pom bensin, bengkel maupun tambal ban dari para mekanik terdaftar, hotel, serta tempat makan di seluruh Perancis yang mereka rekomendasikan ketika para supir ingin melepas Lelah di sepanjang perjalanan.
Sukses dengan edisi Perancis, pada tahun 1904 Michelin bersaudara mengeluarkan MICHELIN Guide untuk Belgia dan menyusul di tahun 1907 juga mengeluarkan panduan untuk Aljazair dan Tunisia, dan untuk negara-negara lain di Eropa pada tahun-tahun berikutnya. Tingginya minat terhadap buku ini bahkan membuat MICHELIN Guide Perancis dicetak dalam Bahasa Inggris pada tahun 1909.
Pernah Jadi Pengganjal Meja Kerja
Dalam salah satu kunjungannya ke rekanan distributor ban, Andre Michelin menyaksikan MICHELIN Guide jadi pengganjal meja kerja. Dengan prinsip ‘orang akan menghargai apa yang mereka bayar’, Michelin memutuskan untuk tidak lagi membagikannya secara gratis, tapi mengenakan biaya sebesar 750 francs pada tahun 1922. Sekaligus melakukan beberapa perombakan, yakni menambahkan daftar restoran dalam kategori tertentu, daftar rekomendasi hotel, serta menghilangkan halaman iklan di buku panduan.
Menggunakan Tanda Bintang Sebagai Simbol
Pada tahun 1926, buku MICHELIN Guide mulai memperkenalkan tanda bintang.
Awalnya hanya satu bintang diberikan terhadap restoran yeng memenuhi kualifikasi, namun di tahun 1931 diperkenalkan peringkat dari 0, 1, 2 dan 3 bintang. Seiring dengan disempurnakannya berbagai kriteria penilaian, standar pemeringkatan dengan 1-3 bintang dipublikasikan tahun 1936 yang digunakan hingga kini.
Bintang satu diartikan sebagai restoran yang sangat baik di kategorinya. Bintang dua bermakna masakan yang baik sekali dan layak untuk dikunjungi kembali, serta bintang tiga sebagai peringkat paling atas berarti hidangan yang luar biasa dan patut didatangi secara sengaja.
Penggunaan Penilai (Inspector) Anonim
Tren kuliner, teknik memasak dan penyajian makanan hingga ke atas piring senantiasa berubah sepanjang masa, namun selama lebih dari satu abad lamanya, MICHELIN Guide memegang teguh terhadap misi penerbitan pertamanya, yakni mendorong budaya traveling & menikmati kuliner (terbaik) di luar rumah.
Sistem Penilaian MICHELIN Guide
Ada lima kriteria penilaian para penilik restoran, yakni (1) kualitas produk, (2) teknik memasak dan rasa makanan, (3) kepribadian chef yang tercermin dalam pengalaman kuliner, (4) keseimbangan dan keterpaduan rasa, serta (5) konsistensi berbagai kualitas-kualitas di atas dari berbagai kunjungan-kunjungan yang berbeda.
Sedangkan untuk hotel, para inspector menitikberatkan penilaian pada keunggulan desain interior dan arsitektur, karakter yang mencerminkan kepribadian dan keaslian hotel itu sendiri, kualitas dan konsistensi pelayanan, kenyamanan, perawatan, serta yang tak kalah penting adalah destinasi itu sendiri, dimana hotel diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan pengalaman lokal yang menakjubkan, sesuai dengan harga yang ditawarkan.
Aplikasi Digital MICHELIN Guide
Seiring perkembangan teknoloi, MICHELIN Guide juga menghadirkan format digital dengan konten & tampilan yang terus diperbaharui. Aplikasi MICHELIN Guide ini memungkinkan pelanggan di seluruh dunia untuk dapat melihat, memesan, dan informasi yang ada di MICHELIN Guide.
Pengguna aplikasi juga dapat membuat dan membagikan daftar keinginan restoran dan hotel yang mereka sukai. Melalui integrasi dengan OpenTable dan Resy, dua mitra pemesanan resmi Michelin, pengguna aplikasi dapat melakukan pemesanan di restoran Michelin yang merupakan bagian dari jaringan OpenTable dan Resy.
“MICHELIN Guide adalah cara Michelin untuk memberikan pengalaman terbaik dalam perjalanan, kuliner, dan gaya hidup. Melalui berbagai pilihan hotel dan restoran, MICHELIN Guide secara aktif turut mempromosikan industri ini dan memenuhi harapan para pelancong dan pecinta kuliner yang ingin menikmati pengalaman kuliner otentik dan liburan tak terlupakan,” ujar Steven Vette, Presiden Direktur Michelin Indonesia.
Hafizh mabrur
Leave a Reply