Beberin.com, Jakarta – Saat ini, Indonesia masih menghadapi masalah penanganan Prolanis (Program Layanan Penyakit Kronis), seperti yang dihadapi oleh pengidap diabetes tipe-2. Data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021 menunjukkan bahwa jumlah pasien diabetes di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 19.47 juta orang, yang menempatkan Indonesia di posisi kelima sebagai negara dengan jumlah pengidap diabetes terbanyak. Artinya, dibutuhkan kapasitas kesehatan yang memadai untuk masyarakat.
Sementara berdasarkan data dari Riset Kementerian Kesehatan 2020, Indonesia saat ini hanya memiliki sekitar 321.544 tempat tidur rumah sakit untuk melayani populasi sekitar 270 juta orang, atau berarti sekitar 1,2 tempat tidur rumah sakit untuk 1.000 penduduk. Demikian pula, rasio dokter terhadap populasi hanya 0,38 dokter per 1.000 penduduk.
Good Doctor Technology Indonesia berinisiatif mempelopori sebuah studi percontohan dalam kerangka sketsa Prolanis. Studi percontohan ini diharapkan dapat mendorong penggunaan dalam telemedisin penanganan penyakit kronis dengan adanya dukungan regulasi yang menyeluruh.
Head of Medical PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Adhiatma Gunawan, menyatakan, “Studi Percontohan tatalaksana penyakit kronis ini merupakan bagian dari komitmen Good Doctor untuk selalu mendorong sinergi berkelanjutan antara layanan telemedisin dan proses transformasi sektor kesehatan Indonesia secara strategis. Kami percaya bahwa telemedisin berpotensi untuk membantu mendorong perkembangan kesehatan pasien, dan bahkan dapat menekan serta mengurangi biaya perawatan kronis BPJS dalam jangka panjang. Kami berharap hasil studi percontohan ini dapat ditindak lanjuti oleh seluruh pemangku kepentingan dalam skala yang lebih besar.”
Studi Percontohan memiliki dua fase, pertama dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) di bulan Desember 2020, dan kemudian fase kedua diteruskan dengan pengelompokan pada Januari hingga Juni 2021. Dilakukan di beberapa klinik daerah Bekasi dan Depok dengan peserta yang memiliki rentang usia dari 24 tahun hingga 79 tahun.
Ketua Pengurus Besar IDI, dr. Daeng M. Faqih, SH, MH, mengatakan, “IDI melalui lembaga risetnya senantiasa mendorong kolaborasi dengan seluruh pihak untuk tujuan mewujudkan layanan yang lebih baik untuk pasien.Untuk itu, kami sangat mengapresiasi inisiatif Good Doctor yang telah memprakarsai dilakukannya studi percontohan “Layanan Tatalaksana Penyakit Kronis Terintegrasi dan Inovatif”.
Dari hasil uji percontohan ini, kami dapat melihat pentingnya peran strategis telemedisin dalam pengelolaan kesehatan. Maka dari itu, kami mendorong telemedisin untuk mendapat dukungan berupa regulasi yang menyeluruh, terutama dalam penanganan penyakit kronis.”
Lebih lanjut, studi percontohan ini merupakan bagian dari komitmen Good Doctor untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Good Doctor senantiasa berupaya untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia.
Peran Aktif Good Doctor semakin diminati oleh para pengguna terutama di tengah masa pandemi di mana terjadi peningkatan pada jumlah konsultasi medis hingga 700% dan adanya pertumbuhan jumlah pengguna aktif hingga enam kali lipat.
Berangkat dari ambisi untuk mewujudkan “satu dokter untuk setiap satu keluarga di Indonesia”, pengguna aplikasi Good Doctor di Indonesia kini telah mencapai lebih dari 13 juta pengguna, dengan layanan yang mencakup lebih dari 100 kota di seluruh Indonesia.
Cakupan luas ini dibangun dalam kurun waktu kurang dari dua tahun sejak aplikasi Good Doctor pertama kali diluncurkan di Indonesia, dan kini telah bermitra dengan lebih dari 4.000 rumah sakit, klinik, apotik dan laboratorium kesehatan di seluruh Indonesia.
Hafizh mabrur.
Leave a Reply