Beberin.com, Kota Depok – Dengan adanya dugaan pengelembungan suara saat proses rekapitulasi suara Pemilu 2024, khususnya di wilayah Kota Depok. Jadi, dengan adanya dugaan pengelembungan suara saat proses rekapitulasi suara Pemilu 2024. Maka, Partai politik (Parpol) Partai Keadilan Sosial (PKS) Kota Depok, merasa terancam posisinya.
“Benar, dengan adanya dugaan pengelembungan suara saat proses rekapitulasi suara Pemilu 2024. Jadi, berdasarkan Formulir C1 yang dimiliki, ada 2 Caleg PKS dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Depok dan Bekasi yang akan meraih 2 kursi DPR RI yakni Mahfud Abdurrahman dan Muhammad Kholid. Hal itu, mengakibatkan posisi PKS terancam dalam Calon Legislatif (Caleg) untuk DPR RI yakni yakni Mahfud Abdurrahman dan Muhammad Kholid,” ujar Ketua PKS Kota Depok, Imam Budi Hartono, Selasa (5/3/2024).
Ia mengingatkan, bahwa penyelenggaran Pemilu 2024 agar tak berlaku curang. Karena, pihaknya ada oknum penyelenggara Pemilu yang berupaya menggelembungkan suara, untuk menguntungkan segelintir pihak dari Parpol lainnya.
“Karena, saya mendapat laporan dari tim. Tadi malam ada ditemukan penggelembungan suara salah satu partai di Kecamatan Sukmajaya,” imbuh Imam.
Disebutkannya, bahwa dengan kecurigaan adanya pengelembungan suara dari salah satu Caleg Parpol lainya, berhasil di cegah.
“Alhamdulilah baru saja habis Salat Subuh tim saksi PKS berhasil koreksi,” ucap Imam.
Diceritakannya, bahwa kasus penggelembungan suara terjadi di Kecamatan Sawangan yang menguntungkan Parpol yang sama. Maka, ada dugaan penggelembungan suara untuk DPR RI di Kelurahan Kedaung (153 suara), Sawangan Baru (177 suara), dan Pengasinan (250 suara).
“Hal tersebut, kami PKS Kota Depok punya data lengkap C1, dan salinan dari semua TPS, serta saksi yang kuat. Jika ada pihak yang mencoba mengubah Sirekap harus sesuai di tingkat PPK dan KPU. Kalau sudah ke MK sudah susah,” tukas Imam.
Imam melihat dari kasus ini, maka pihaknya tidak akan tinggal diam. PKS Kota Depok segera melaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Sebab, pihak penyelenggara Pemilu dianggap nakal dan membela kandidat tertentu.
“Untuk itu, saksi PKS di KPU Kota Depok agar berhati-hati dan sigap terhadap kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Disinyalir dikerjakan oleh oknum pihak penyelenggara Pemilu,” ketusnya.
Imam menegaskan, bahwa pihaknya menilai, kondisi demikian jelas mencederai demokrasi. Pihaknya pun memohon pihak Kepolisian, untuk bisa membantu mengamankan Pemilu agar berjalan lancar dan netral. Tidak memihak.
“Karena dinilai, mereka ingin mengambil kursi ke 6 DPR RI dengan cara yang merusak demokrasi, dengan menggelembungkan suara akan kami lawan,” tandas Politisi PKS Kota Depok itu.
SAID
Leave a Reply