Dubes Sudan Tegaskan Konflik Yang Terjadi di Sudan Bukan Perang Saudara Melainkan Antar Etnis

Beberin.com, Jakarta – Belakangan ini banyak sekali media yang mengangkat konflik di Sudan sebagai headline utama, namun rata-rata isi pemberitaannya terjadi karena konflik saudara.

Duta Besar Sudan Untuk Indonesia Dr. Yassir Mohamed Ali Mohamed, didampingi Sid Ahmed M. Alamain Hamid Alamain, Deputy Head of Mission dalam konferensi persnya yang berlangsung di Residence of Ambassador of Sudan, Kuningan, Jakarta, Rabu (3/5) menegaskan tidak ada perang saudara di Sudan. Yassir mengatakan perang melibatkan antara Militer Sudan dan pasukan Rappid Support Forces (RSF).

Terkait penyelesaian konflik tersebut, Dubes Yassir menyebut RSF tersebut tidak mau duduk berdampingan bersama dengan pemerintah.

“Mereka memiliki dua pilihan antara terus mempersenjatai diri dalam berperan atau mereka harus menghadapi konsekuensinya.”

“Saya menyebutnya sebagai kelompok pemberontak yang melawan seluruh negeri dan mereka ingin merebut kekuasaan dengan paksa karena mereka berusaha membunuh presiden Sudan,” ujar Dubes Yassir.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Yassir menyebut negaranya membutuhkan bantuan internasional di tengah konflik yang terjadi, terutama dari pemerintah RI.

“Ya, kami membutuhkan bantuan internasional, terutama bagi korban yang mengalami luka-luka akibat konflik, terlebih rumah sakit di Sudan kini dalam kondisi hancur diserang oleh kelompok biadab dari pasukan pendukung fanatik,” kata Dubes Yassir.

Dubes Yassir Mohamed Ali Mohamed berharap bisa bertemu dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin terkait upaya bantuan bagi korban di Sudan.

“Kami berharap dapat segera bertemu dengan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) dan berusaha mencari dukungan dari saudara-saudara kami,” katanya.

Dia menjelaskan nasib studi mahasiswa asal Indonesia di Sudan yang terhenti akibat perang.”Mereka sudah dievakuasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Khartoum. Saya berharap, jika kondisi sudah membaik, mereka bisa kembali lagi ke Sudan untuk menuntaskan studi,” Tandas menutup siaran pers.

Hafiz mabrur