CEO Reku Sumardi Berharap Perusahaan Kripto Harus Memberikan Literasi Agar Masyarakat Tidak Merasa Ditipu Tapi Tahu Resikonya.

CEO and Founder Rekeningku.com atau Reku, Sumardi hadir dalam acara Bulan Literasi Kripto 2023

Beberin.com, Jakarta – Masih banyaknya masyarakat Indonesia yang teriak marasa ditipu atau menjadi korban akibat bisnis Kripto kerana belum pahamnya akan resiko bisnis tersebut. Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) bersama Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mengadakan Bulan Literasi Kripto 2023 di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis (2/2/2023).

CEO dan Founder Rekeningku.com atau Reku, Sumardi yang hadir dalam acara Bulan Literasi Kripto 2023 ini mengatakan “Literasi Kripto ini bagus sekali ya karena kita melihat bahwa mayoritas milenial yang berinvestasi di Kripto itu ‘fomo’ ( fear or missing out) atau ikut-ikutan hype doang, contohnya ditahun lalu harganya ternyata anjlok semua pada ngeluh uang saya hilang, yang jeleknya itu adalah mereka itu merasa tertipu gitu loh.”

Sumardi mengatakan bahwa investasi apapun bisa turun dan nggak mungkin naik terus kan ya, itulah harapan kita dibulan literasi ini kita akan roadshow di beberapa kota besar dan meliterasi para pedagang aset Kripto itu melalui asosiasi kita akan memberikan edukasi.

“Kripto itu punya resikonya loh tapi ada fundamentalnya. Benar memang ini high risk high return tapi kamu harus tau dulu risk nya, jangan cuma berpikir return-nya doang, itukan nggak bagus” tegas Sumardi.

Sumardi juga menjelaskan bahwa nantinya akan ada roadshow di Sumatera. Dan dari perusahaan sendiri dibulan ketiga Reku berencana akan ada roadshow sampai ke Aceh untuk memberikan edukasi terkait Kripto.

Terkait regulasi di Indonesia yang mengatur bisnis Kripto menurut Sumardi regulasi di Indonesia sudah cukup baik. Sudah dibuat yang namanya itu kustodian, yaitu modal yang disetor harus 100 miliar, itu bentuk proteksi kepada masyarakat. Tetapi menurut Sumardi juga harus dalam batasan yang tidak offer reguleted. Misalnya dia mencontohkan mengenai perpajakan.

“Jangan sampai pajaknya itu terlalu mahal karena untuk bisa bertransaksi Kripto itu borderless, orang bisa beli di US, bisa beli dimana saja. Nah kalo disana pajaknya nggak ada dan di kita terlalu tinggi maka semua orang akan lari trading kesana. Akhirnya kita sebagai perusahaan itu hanya menjadi gerbang untuk mereka beli Kripto.

Outlook bisnis Kripto di Indonesia menurut Sumardi cukup bagus, Ada sekitar 25 perusahaan dan pasti dari sisi persaingan menuruntnya pasti tinggi sekali.

“Dengan semakin tinggi kompetitif perusahaan, user atau pengguna samakin diuntungkan.” Jelas Sumardi.

Sumardi berharap regulasinya harus sangat mendukung dan sebagai perusahaan juga harus bisa memberikan literasi yang baik. Supaya kalau ada momentum yang tiba-tiba seperti tahun lalu, semua marketnya lagi ‘crash’ kita nggak merasa ditipu. Tapi mereka tahu bahwa ini adalah resiko dari berinvestasi.

(Edison)