Beberin.com, Kota Depok — Akibat minimnya rencana detail yang menyertainya dan belum belum pengalaman akhirnya dengan begitu membuat jargonnya hingga kebablasan berani mengklaim, “Depok Bebas Macet, Depok Bebas Banjir, Depok Bebas Pengangguran” Hal itu, di lakukan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota nomor urut 2.
“Artinya, dinilai hanya janji busuk itu dipertanyakan banyak pihak, terutama minimnya rencana detail yang menyertainya karena belum berpengalaman, dan masih coba-coba,” ujar Sekretaris Partai Golkar Kota Depok, Dindin Syafrudin, Senin (14/10/2024).
Ia mengingatkan kepada seluruh masyarakat khususnya Depok, agar tidak mudah tergiur oleh janji-janji serta mimpi yang terlalu manis untuk dipercaya.
“Pasalnya, untuk mengatasi masalah kemacetan dan banjir di Depok adalah pekerjaan besar yang memerlukan perencanaan matang, bukan sekadar janji kosong yang dilontarkan saat kampanye,” imbuh Dindin.
Dipaparkannya, bahwa coba kita melihat realitas: Jakarta, dengan APBD mencapai Rp87 triliun—sekitar 20 kali lipat dari APBD Depok—selama puluhan tahun telah menghabiskan banyak sumber daya, sampai saat ini masih berjuang mengatasi masalah yang sama, yaitu kemacetan dan banjir.
“Jadi, ketika mereka menjanjikan hal serupa untuk Depok, bahwa masyarakat Depok yang rata-rata berpendidikan tinggi pasti menanggapinya dengan penuh keraguan mendengar janji seperti itu.
Menurutnya, bahwa tidak hanya terbatas pada isu jaminan bebas macet dan bebas banjir, tetapi juga menyentuh aspek lain seperti pengangguran. Janji menghapus pengangguran di Depok juga dianggap tidak realistis.
“Artinya, dengan janji-janji seperti ini hanya mencerminkan keputusasaan untuk mendapatkan suara. Mengklaim bahwa tidak akan ada pengangguran sama sekali di kota seperti Depok hanya memperlihatkan kurangnya pemahaman atas masalah ekonomi yang sebenarnya,” tutur Dindin.
Dindin juga mengingatkan masyarakat Depok untuk tidak memilih pemimpin berdasarkan janji besar yang sulit diwujudkan. “Soal memilih pemimpin Depok, saya mengajak masyarakat untuk tidak membeli kucing dalam karung. Pilih pemimpin yang berpengalaman dan punya rekam jejak yang jelas,” imbuhnya.
Diungkapkannya, berbeda dengan pasangan Imam-Ririn, bahwa programnya lebih realistis dan terukur dalam menawarkan solusi.
“Pemimpin yang bertanggung jawab adalah mereka yang mengerti bagaimana merancang dan melaksanakan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kota.
“Janji untuk mengatasi banjir dan macet bisa diwujudkan, tapi butuh perencanaan yang benar-benar matang, dan pasangan Imam-Ririn paham hal ini,” ungkap Dindin.
Dindin menekankan pentingnya memilih pemimpin yang sudah terbukti mampu menghadapi tantangan kota dengan rencana konkret, seperti pasangan Imam-Ririn.
“Artinya, kita perlu pemimpin yang siap bekerja keras dengan langkah konkret, Imam-Ririn telah membuktikan kemampuan mereka dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada hasil nyata,” tandasnya.
SAID
Leave a Reply