Beberin.com, Kota Depok — Pelaksanaan Pilkada pada 27 November Tahun 2024, tinggal menghitung hari. Demi untuk merebut suara dari masyarakat, maka saling menebar janji dan membangun citra dirinya masing-masing.
Seperti pasangan calon Wali Kota Depok nomor urut dua, Supian Suri – Chandra Rahmansyah dengan program kampanyenya berjanji soal bebas macet dan bebas sampah.
“Jadi, dinilai program tersebut hanya lah omon-omon tentang bebas macet dan bebas sampah di Kota Depok adalah kampanye basi yang yang tiap 5 tahun sekali digaungkan tanpa data valid untuk seorang Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
“Padahal lebih tepat janji ini direlisasikan ketika bang Supian Suri menjabat sebagai Sekda atau ketua TAPD, jangan sekarang ketika pas mau jadi walikota,” ujar Dewan Penasihat Keluarga Besar Bang Imam (KBBI), Agus Sutondo kepada pewarta Selasa (12/11/2024).
Ia menyebutkan, bahwa realisasi penyelesaian masalah sampah yang dijanjikan Supian Suri – Chandra Rahmansyah adalah sebuah pembohong publik karena belakangan ini Calon Walikota nomor urut 2 itu sendiri secara gamblang menentang adanya alat pelebur sampah berupa incinerator dengan berbagai alasan.
“Jadi, keberadaan incinerator yang diadakan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) secara tegas ditolak paslon SS-Chandra. Artinya, mereka sendiri yang menolak adanya penyelesaian masalah sampah. Apalagi belakangan ini pihak kepolisian telah menangkap seorang koordinator TPS di Limo yang kami duga adalah seorang timses SS-Chandra,” ucap Aston sapaan akrabnya.
Ia mengingatkan, bahwa paslon SS-Chandra jangan asal berjanji tentang penyelesaian sampah di TPA Cipayung kalau TPS di Kecamatan Limo saja sudah dimobilisasi oleh orang yang diduga Timses mereka.
” Bahkan, ia menilai janji kampanye Supian Suri – Chandra Rahmansyah tentang penyelesaian masalah kemacetan dan banjir hanyalah omon-omon belaka tanpa pengetahuan yang jelas” imbuh Aston.
Dipaparkan nya, bahwa apa yang dijanjikan paslon SS-Chandra tentang penyelesaian kemacetan dan banjir yang ada di Kota Depok merupakan sebutan realita tentang minimnya pengetahuan SS menata Kota Depok ketika SS menjabat sebagai seorang birokrat kelas atas.
“Ini Artinya, kemacetan itu masalah perkotaan, bukti dari kemajuan sebuah kota di Indonesia. Kalau dibandingkan dengan daerah lain, Kota Depok sudah jauh lebih baik. Itu kan bisa dibuktikan dengan beragam penghargaan yang telah diraih oleh Pemkot Depok,” papar Aston.
Selanjutnya, diceritakan Aston, bahwa dengan masalah kemacetan di Kota Depok, itu telah berhasil diselesaikan oleh Imam Budi Hartono, saat menjabat sebagai Ketua Komisi IV di DPRD Provinsi Jawa Barat.
Dan saat itu, bersama dengan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Dapil Kota Depok – Kota Bekasi lainnya, Imam Budi Hartono, berhasil menyelesaikan masalah kemacetan di Jalan Dewi Sartika dengan membuat Underpass Dewi Sartika.
“Artinya, dengan keberadaan Underpass Dewi Sartika bukti konkrit Imam Budi Hartono berhasil menyelesaikan masalah kemacetan di Kota Depok.
Lalu, apa yang mau dibantah Supian Suri ? dan Supian Suri sudah berbuat apa untuk Kota Depok kalau dirinya saja ia ibaratkan hanya seorang knek dari Wali Kota Depok ‘Idris’,” ketus Aston.
Aston menambahkan, bahwa program kampanye Supian Suri – Chandra Rahmansyah tentang penyelesaian banjir, macet dan sampah di Kota Depok hanyalah akan menjadi omon-omon yang jauh dari realisasi.
Bahkan, dinilai Supian Suri, hanya akan selalu menabur janji tanpa memikirkan bagaimana cara merealisasikan apa yang telah diucapkannya di depan masyarakat Kota Depok.
“Maka dari itu, yaya yakin warga Depok sudah cerdas, tidak akan bisa diperdaya oleh yang namanya janji kampanye yang terlalu berlebihan seperti yang dijanjikan paslon Supian Suri-Chandra,” tandasnya.
SAID
Leave a Reply