ART MOVEMENT “Wall of Hope” di Paviliun Sembilan

Beberin.com, JAKARTA – Paviliun Sembilan mengajak para pekerja dan peminat seni untuk bergabung dalam #WallOfHope. Sebuah ajang kreativitas mewadahi harapan di tahun 2021, sekaligus membuang aura negatif yang terjadi sepanjang tahun ini.

“Melalui kegiatan ini kita bakar semangat dan harapan tahun 2021 dengan menuangkannya dalam berbagai bentuk di dinding,” kata founder Paviliun Sembilan, Eugene Panji.

Peraih Nominasi Piala Citra untuk beberapa filmnya ini mengatakan, tahun 2020 merupakan masa yang berat. Pandemi Covid-19 menyerang semua lini kehidupan, bahkan mematikan setiap harapan dan mimpi anak bangsa.

Eugene Panji menambahkan, di tengah–tengah keterpurukan, harapan dan semangat untuk bangkit harus selalu dinyalakan, khususnya di dunia kreatif. Melalui #WallOfHope, Paviliun Sembilan mengajak masyarakat berpartisipasi menuangkan harapan, seni mural atau graffiti pada medium yang sudah disiapkan. Sesudahnya, karya yang dihasilkan akan dipamerkan selama 3 minggu.

Paviliun Sembilan berupaya memberi ruang bagi para peserta untuk menuangkan perasaannya, pemikirannya tentang 2020 dan juga harapan-harapannya untuk 2021 dalam bentuk corat-coret dinding.

“Kegiatan seni publik yang biasa terjadi di jalanan atau fasilitas umum, dipindahkan ke ruang indoor kami. #WallOfHope akan mencorat-coret tembok bioskop mini, ruang kuliner, ruang workshop dan stage kami,” imbuh Eugene Panji.

Sementara Programme Director Paviliun Sembilan, Bunga Jelita, medium untuk menuangkan kreativitas peserta sudah disiapkan, berupa bangunan dua lantai. Tembok bagian dalam bangunan itu bisa dimanfaatkan para peserta.

“Kami menyediakan sejumlah perlengkapan, seperti cat tembok, biang warna, alat gambar, lampu, scaffolding, hingga tangga,” imbuhnya. Mengingat masih dalam situasi pandemi, panitia membatasi peserta menjadi hanya 30 orang saja. Bagi peserta, dipersilakan membawa membawa alat gambar / lukis sendiri bila dibutuhkan.

“Kami menyambut semua yang mau bergabung, yang mau menuangkan perasaannya, pemikirannya tentang 2020 dan juga harapan-harapannya untuk 2021.” Peserta kegiatan ini tidak dipungut biaya apapun.

Bagi peserta juga diwajibkan mematuhi prokol kesehatan, menggunakan masker. Panitia memfasilitasi hand sanitizer dan penyemprotan disinfektan di lokasi acara.

Bagian dari Paviliun Ecosystem

Menurut Bunga Jelita, Paviliun Sembilan adalah bagian dari Paviliun Ecosystem. Komunitas ini dimulai tahun 2014 dengan Paviliun 28 di Petogogan, Jakarta Selatan. “Sejak saat itu, telah menjadi impian kami untuk membentuk Paviliun Ecosystem yang lebih besar, yang dapat menjadi inkubator bagi lebih banyak pekerja seni, pembuat film, musisi dan pelaku kuliner Indonesia”.

Tahun 2018, Paviliun Ecosystem mulai mencari lokasi baru. Salah satunya menjelajah area Raguna (Pot Of Luck) dan area Bintaro (Paviliun Sembilan) yang tengah bertumbuh dan sangat mengapresiasi seni dan desain.

“Untuk memperluas Paviliun Ecosystem, kami berencana untuk melakukan ekspansi ke Yogya, Bali, Pontianak dan Ternate dalam waktu dekat ini,” ujar Bunga.

Paviliun Sembilan saat sedang dalam persiapan untuk open for public pada (Maret) 2021. Namun, mereka sudah menggelar event kecil di awal November 2020 dengan tema Tribute to Sean Connery. “Di mana kami mengadakan ‘movie night’, memutarkan film-film Sean Connery. Secara online, kami juga sempat mengadakan kelas short film making using smartphone untuk anak.”

Acara #WallOfHope didukung oleh Teh Botol Sosro Original, Teh Botol Sosro Less Sugar, Fruit Tea, Prim-a, Teh Celup, Teh Tjap Botol, Kopi Kata Kota, Aqua Life, Sababay Distillery, Hydro Coco dan beberapa pihak lainnya. Demi kelancaran acara, panitia memberlakukan mengikuti protokol Covid-19. Seperti mendata siapa yang hadir, mengukur temperatur/suhu badan, menyediakan tempat cuci tangan sebelum memasuki ruangan, mewajibkan penggunaan masker dan face shield, serta membatasi jumlah peserta yang hadir.

Tentang Paviliun Sembilan

Paviliun Sembilan adalah sebuah ruang budaya tempat di mana para pekerja kreatif, para penikmat seni serta praktisi seni dapat berkumpul bersama. Di ruang inilah mereka berdiskusi, berkolaborasi dan mencipta sambil menikmati sajian makan khas Indonesia serta kopi, jamu dan es krim yang dibuat dengan menggali rasa khas Indonesia.

Fasilitas mini sinema atau bioskop indie, panggung musik, ruang pamer, tentunya adalah sebuah fasilitas yang disiapkan untuk mendukung banyak sebuah gerakan kebudayaan dan seni dari berbagai macam komunitas di Indonesia.

Enam tahun sudah gerakan kebudayan dan kesenian kami lakukan dan dulu yang awalnya kami menyebut ruang Paviliun ini adalah sebagai ruang creative hub, kini berkembang menjadi sebuah ruang creative ecosystem di mana ruang-ruang tersebut kini menjadi sebuah ekosistim kreatif yang satu namun tersebar di Jakarta (POT OF LUCK), Bintaro Sektor 9 (PAVILIUN SEMBILAN) dan akan segera hadir di Yogyakarta (JUMPA DI GANG), Bali dan Ternate (PAVILIUN 338).

(YUKI.N)