APROBI dan Apical Group Dukung Percepatan Realisasi Program Energi Baru Terbarukan

BEBERIN.COM, Tangerang – Indonesia memiliki peran penting dalam percepatan realisasi program energi baru terbarukan karena memiliki sumber minyak nabati yang sangat luas, salah satunya yaitu kelapa sawit, dimana Indonesia memiliki kontribusi sekitar 64% terhadap pasokan minyak sawit global dan memiliki peran 23% dari minyak nabati global pada tahun 2020.

Kelapa sawit sebagai komoditas nasional adalah penyumbang devisa terbesar ke negara. Data dari APROBI menyebutkan bahwa di bulan Juli 2021, produksi biodiesel mencapai 4.5 Juta Metric Ton per tahun dengan kebutuhan domestik 4 Juta Metric Ton dan diperkirakan penyerapan Biodiesel hingga akhir tahun 2021 sekitar 8.3 juta metric ton. Sedangkan di tahun 2022, diperkirakan kapasitas biodiesel mencapai kurang lebih 15 Juta Metric ton per tahun.

Dunia saat ini sedang berlomba dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan mendorong realisasi energi baru terbarukan. Kondisi tersebut mengharuskan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia, untuk mempercepat realisasi bauran energi baru terbarukan.

Kepala Bidang Riset dan Teknologi Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Jummy Bismar Martua Sinaga, yang juga menjabat sebagai Biofuel Commercial Senior Manager di Apical Group dalam Daily Seminar : Multiple Pathway to Reduce CO2 Emission in Transportation Sector” di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City, Tangerang pada 17 November 2021 lalu mengungkapkan bahwa APROBI mendukung program GIIAS terkait dengan peran dari biodiesel terhadap peningkatan energi baru terbarukan di Indonesia.

“Negara ini sangat kaya akan minyak nabati, terutama minyak kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit Indonesia yang seluas 14,8 juta hektar masih dapat ditingkatkan produktivitasnya sehingga produksi minyak sawit tahun 2020 melebihi 50 juta ton masih sangat memungkinkan ditingkatkan dengan luasan lahan yang sama, sehingga program biodiesel baik B30, B40, ataupun B50 sekalipun dapat didukung oleh perkebunan kelapa sawit nasional,” kata Jummy.

Lebih lanjut Jummy menambahkan bahwa percepatan program realisasi program energi baru terbarukan ini perlu disokong oleh kesiapan dari para pemangku kepentingan baik Pemerintah, sektor swasta dan tentunya dukungan para petani sawit kita untuk lebih berinovasi untuk meningkatkan produktivitas dan menghasilkan produk sawit yang memiliki nilai tambah yang tinggi.

Sebagai salah satu perusahaan terbesar yang mengolah biodiesel, Apical Group saat ini memiliki kapasitas 2.3 juta Kiloliter per tahun 2021, turut berperan dalam kontribusi energi baru terbarukan di Indonesia.

“Arahan dari Presiden Joko Widodo dalam UN Climate Change Conference (COP26) di Glasgow sangat jelas, yaitu bahwa Indonesia akan mendorong peningkatan produksi biodiesel, dan dalam hal ini Apical Group sudah bersiap diri dalam meningkatkan produksinya agar mampu memenuhi kebutuhan pasar,” tambah Jummy.

Dalam kesempatan yang sama, Jummy juga menyebut peran biodiesel sangat besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan keamanan energi. Di tahun 2020, biodiesel berkontribusi mengurangi emisi 22.48 juta ton CO2 ekuivalen dan diperkirakan akhir 2021 berkontirbusi mengurangi emisi 25.4 Juta ton CO2 ekuivalen. Di tahun yang sama, biodiesel juga berkontribusi sekitar 7,8% terhadap target energi penurunan emisi GRK sebagai Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia di tahun 2030.

(Edison)