8 Tahun Pernikahan, Ini Kisah Pejuang Dua Garis Lewat Bayi Tabung

 

Beberin.com, JAKARTA – Tak pernah berhenti berusaha dan pantang menyerah melakukan segala upaya, menjadi kunci utama bagi pasangan suami istri untuk memiliki buah hati. Salah satu upaya yang banyak dicoba adalah dengan program Teknologi Reproduksi Berbantu bayi tabung/IVF.

Seperti kisah pasangan Febriyanti Sukmasari (39) dan Nur Mukhlis Fiandardo (38) yang menjalani program kehamilan selama delapan tahun pernikahan, membagikan kisah perjuangannya untuk mendapatkan dua garis biru melalui program bayi tabung.

Sebelum memiliki buah hati, selama delapan tahun pernikahan banyak lika-liku yang harus dilalui Febriyanti dan suami. Febriyanti menjalani beragam program hamil (promil) selama pernikahan sampai berkali-kali program bayi tabung, tapi selalu gagal karena riwayat level AMH (anti-mullerian hormone) yang rendah pada istri dan Oligospermia pada suami. Oligospermia adalah suatu kondisi ketika sperma dalam air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi berjumlah sedikit. Oligospermia bisa menjadi penyebab utama ketidaksuburan pada pria, jalan keluarnya harus melalui bayi tabung dengan perbaikan nutrisi dan gaya hidup sebelum mulai program.

Menurut dr. Aryando Pradana, SpOG, dokter kebidanan Morula IVF Jakarta, sekaligus menjadi dokter yang menangani pasangan Febriyanti dan suami, mengatakan, “level AMH dari wanita saat menjalani program IVF itu normalnya berada di 1.5 ng/ mL, nah untuk mom Febriyanti ini saat program kemarin memiliki level AMH rendah 0,05 ng/mL (di bawah 0.1), ini yang menjadi penyebab sulitnya mendapatkan buah hati dengan program hamil alami”.

Berkali-kali menghadapi kegagalan membuat pasangan ini hampir putus asa. Meski diliputi duka dan kecewa, Febriyanti dan suami mencoba untuk kembali bangkit. “Setelah mencoba program hamil sampai ke Penang, kita juga sudah promil inseminasi sebanyak dua kali, hasilnya tetap negatif, tapi kita nggak mau putus asa. Akhirnya kita putuskan untuk coba lagi fokus program IVF dengan dr. Aryando Pradana, SpOG di Morula IVF Jakarta,” ungkap Febriyanti.

Di Morula IVF Jakarta sendiri, biaya satu kali paket program bayi tabung saat ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp.70 juta melalui promo yang berlaku. Teknologi bayi tabung/IVF dikenal sebagai salah satu upaya program kehamilan yang membantu pasangan mendapatkan keturunan apalagi dengan kondisi infertilitas.
Tak menunggu lama, perjuangan pun membuahkan hasil, “subhanallah Alhamdulillah, akhirnya anak kami Zavier Atharrazka Fiandardo lahir dengan sehat dan selamat, setelah penantian panjang dan perjuangan kami,” tutur Febriyanti.

Tentang Morula

Morula IVF Indonesia merupakan bagian dari Bundamedik Healthcare System yang fokus dalam pengembangan klinik fertilitas “Morula IVF” di Indonesia. Dalam pengembangan Bundamedik Healthcare System, pada tahun 1997 mendirikan Klinik Fertilitas Morula yang saat ini telah berganti nama menjadi Morula IVF Jakarta. Dengan pengalaman lebih dari 22 tahun serta mengantongi sertifikasi internasional, Morula IVF telah membantu 90.000 pasangan dari seluruh dunia dengan tingkat keberhasilan kehamilan tertinggi hingga 72%, menjadikan Morula IVF sebagai salah satu klinik fertilitas terbesar di Indonesia.

(Yuki/Edison)